Struktur
Pertumbuhan
Tumbuhan
Tumbuhan
- STRUKTUR AKAR
Salah
satu bagian penting tumbuhan adalah akar. Akar merupan bagian tumbuhan yang
arah tumbuhnya ke dalam tanah. Oleh karena itu, umumnya akar berada di dalam
tanah. Akar biasanya berwarna keputih-putihan atau kekuning-kuningan. Bentuk
akar sebagian besar meruncing pada ujungnya. Bentuk runcing memudahkan akar
menembus tanah. Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama. Bagian-bagian
tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar.
- Inti Akar. Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
- Rambut Akar. Rambut akar atau bulubulu akar berbentuk serabut halus. Rambut akar terletak di dinding luar akar. Fungsi rambut akar adalah mencari jalan di antara butiran tanah. Hal inilah yang menyebabkan akar dapat menembus masuk ke dalam tanah. Selain itu, rambut akar juga berfungsi menyerap air dari dalam tanah.
- Tudung Akar. Tudung akar terletak di ujung akar. Bagian ini melindungi akar saat menembus tanah.
Akar dikelompokkan menjadi dua,
yaitu akar serabut dan akar tunggang.
- Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil, tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama. Akar semacam ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput, padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok.
- Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan cabang dari akar utama. Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya, kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu; akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon kayu api.
Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa
kegunaan, antara lain, untuk menyerap air dan zat hara, untuk menunjang
berdirinya tumbuhan, serta untuk menyimpan cadangan makanan.
- Menyerap air dan zat hara (mineral). Tumbuhan memerlukan air dan zat hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju sumber yang banyak mengandung air.
- Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat berdiri kokoh di atas tanah. Oleh karena itu, tumbuhan dapat bertahan dari terjangan angin kencang dan hujan deras.
- Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan memperoleh udara dari dalam tanah.
- Sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti ubi dan bengkoang, akar digunakan sebagai tempat menyimpan makanan cadangan. Biasanya, akar pada tumbuhan tersebut akan membesar seiring banyaknya makanan cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini digunakan saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari sumber makanan.
Manusia juga sering menggunakan akar
tumbuhan untuk keperluan hidupnya. Misalnya, sebagai sumber makanan, contohnya
ubi kayu, ubi jalar, dan wortel; sebagai bahan obat-obatan, contohnya jahe,
kunyit, dan akar pepaya; sebagai parfum, contohnya akar bit; sebagai bumbu,
contohnya jahe, kunyit, dan laos.
Asal akar adalah dari akar lembaga
(radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga membentuk akar
tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar
serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya
dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar
sewaktu menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir
amylum, dinamakan kolumela.
Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari luar ke dalam.
a. Epidermis
b. Korteks
c. Endodermis
d. Silinder Pusat/Stele
a. Epidermis
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
Susunan sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar memperluas permukaan akar.
b. Korteks
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun oleh jaringan parenkim.
c. Endodermis
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel peresap.
d.Silinder Pusat/Stele
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri dari berbagai macam jaringan :
- Persikel/Perikambium
Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.
- Berkas Pembuluh Angkut/Vasis
Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.
- Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan parenkim.
- STRUKTUR BATANG
Struktur , Jaringan , Jenis &
Fungsi Batang Tumbuhan – Batang
merupakan bagian sistem tunas pada tumbuhan. Letaknya berada di atas tanah.
Organ ini dikategorikan sebagai penghasil alat-alat lateral, misalnya daun,
tunas, dan bunga. Pada bagian batang terdapat buku (node) atau tempat daun
melekat dan ruas (internode), yaitu bagian batang yang letaknya di antara
buku-buku.
Selain buku dan ruas, pada batang
terdapat suatu tunas. Tunas yang terdapat pada sudut di antara daun dan batang
dinamakan tunas aksiler. Tunas ini berpeluang menjadi cabang. Adapun bagian
ujung batang terdapat tunas terminal. Perhatikan Gambar 1.
Gambar 1 Bagian-bagian batang
A. Fungsi Batang pada Tumbuhan
Secara umum, batang mempunyai
beberapa fungsi berikut.
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 1 )
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 2 )
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 3 )
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 4 )
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 5 )
1) Sebagai tempat pengangkutan air dan unsur hara dari akar. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 1 )
2) Memperluas tajuk tumbuhan untuk efisiensi penangkapan cahaya matahari. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 2 )
3) Tempat tumbuhnya organ-organ generatif. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 3 )
4) Efisiensi penyerbukan dan membantu pemencaran benih. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 4 )
5) Pada tumbuhan tertentu, sebagai tempat penyimpanan makanan cadangan, misalnya berupa umbi atau rimpang. ( Fungsi Batang pada Tumbuhan 5 )
B. Struktur Jaringan Batang Pada
Tumbuhan
Secara umum struktur jaringan
penyusun batang tumbuhan terdiri atas tiga bagian, yaitu epidermis, korteks,
dan stele. Adapun struktur jaringan penyusun batang (dari luar ke dalam)
beserta ciri-cirinya dijelaskan dalam uraian berikut.
1) Epidermis batang Tumbuhan
– Tersusun oleh selapis sel,
tersusun rapat, tanpa ruang antarsel, dinding luar terdapat kutikula yang
berfungsi untuk melindungi batang dari kehilangan air yang terlalu besar. Pada
tumbuhan kayu yang telah tua terdapat kambium gabus yang menggantikan fungsi
jaringan primer.
– Aktivitas kambium gabus adalah
melakukan pertukaran gas melalui celah yang disebut lentisel. Derivat epidermis
antara lain sel silika dan sel gabus, misalnya pada batang tanaman tebu.
2) Korteks batang Tumbuhan
– Tersusun oleh beberapa lapis sel
parenkim yang tidak teratur dan berdinding tipis, banyak ruang antarsel.
– Terdapat kolenkim dan sklerenkim
yang berfungsi sebagai penyokong dan penguat tubuh.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung ).
3) Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
– Lapisan terluar disebut perisikel.
– Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
– Sel-sel korteks sebelah dalam yang mengandung amilum disebut floeterma (sarung tepung ).
3) Stele (silinder pusat) batang Tumbuhan
– Lapisan terluar disebut perisikel.
– Di dalamnya terdapat sel parenkim dan berkas pengangkut.
Gambar 2 Jaringan pembuluh pada
tanaman (a) monokotil dan (b) dikotil.
C. Struktur Jaringan luar Batang
Tumbuhan
Perbedaan struktur luar pada
tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu batang
tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu
memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.
1) Batang tumbuhan herba
Batang tumbuhan herba biasanya,
berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran batang kecil, dan
umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis
dan tidak mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan
di dalamnya dapat mengambil oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh:
pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga matahari.
2) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya
keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang keras dan di bagian
tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang
masih muda terdapat klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan
tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus kemampuan fotosintesis menjadi
hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas kambium
menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan
rusaknya jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi
hilang.
- DAUN
Fungsi
Daun adalah pembuat makanan yang utama bagian dari hampir semua tumbuhan.
bunga, rumput, semak belukar, dan pohon tergantung pada daun-daunnya untuk membuat
makanan untuk keperluan tumbuhan tersebut. Demikian juga banyak tumbuhan yang
lain, meliputi paku-pakuan, sayur-sayuran, buah-buhan dan rumput-rumputan.
Tiap daun merupakan suatu pabrik makanan kecil. Daun menangkap energi dari
cahaya matahari dan digunakan untuk membuat gula merupakan hasil menyerap air
dari tanah dan karbondioksida dari udara. Gula ini diubah untuk banyakunsur
kimia lain.
|
Unsur ini menjadi makanan yang
menyediakan energi pada tumbuhan untuk bertumbuh, untuk menghasilkan bunga dan
benih, dan untuk melanjutkan semua aktivitas lainnya.
Cadangan makanan tumbuhan dibuat
oleh daun tersimpan dalam buah, akar, biji, batang, dan bahkan di dalam
daun-daunnya. Tanpa makanan ini, tumbuhan tidak bisa hidup.
Sebagai tambahan, semua bahan makanan yang manusia dan binatang makan dihasilkan juga dari tumbuhan atau dari hewan yang memakan tumbuhan. Daun beragam ukuran dan bentuknya antar tumbuh-tumbuhan. Banyak yang bujur telur, tetapi yang lain berbentuk lancip, menjari, berbentuk hati, atau banyak lagi bentuk yang lain.
Sebagai tambahan, semua bahan makanan yang manusia dan binatang makan dihasilkan juga dari tumbuhan atau dari hewan yang memakan tumbuhan. Daun beragam ukuran dan bentuknya antar tumbuh-tumbuhan. Banyak yang bujur telur, tetapi yang lain berbentuk lancip, menjari, berbentuk hati, atau banyak lagi bentuk yang lain.
Kehidupan tumbuhan hijau sangat
tergantung pada daun, karena daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan
autotrof obligat, tumbuhan harus membuat kebutuhan energinya sendiri melalui
konversi energi cahaya menjadi energi kimia.
Morfologi dari Daun
Bentuk daun sangat beragam, namun
biasanya berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun
digunakan sebagai pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat,
dengan variasi cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk
ekstremnya bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus), dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ
fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan
fungsi menjadi organ penyimpan air. Daun segar (kiri) dan tua. Daun tua telah
kehilangan klorofil sebagai bagian dari penuaan. Warna hijau pada daun berasal
dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan
dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam
fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten
(berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah,
biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil
sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas
pada daun yang gugur).
Fungsi Daun :
Daun sebagai organ tumbuhan yang
berwarna hijau mempunyai beberapa fungsi :
1. Tempat terjadinya fotosintesis.
pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim palisade. sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernapasan atau
respirasi.
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun).
Di daun terdapat stomata yang befungsi sebagai organ respirasi (lihat keterangan di bawah pada Anatomi Daun).
3. Tempat terjadinya transpirasi.
Transpirasi merupakan proses menguapnya air pada daun. Proses transpirasi terjadi pada daun lewat stomata atau mulut daun yang terdapat pada permukaan daun, dan lebih banyak pada permukaan daun bagian bawah.
Transpirasi merupakan proses menguapnya air pada daun. Proses transpirasi terjadi pada daun lewat stomata atau mulut daun yang terdapat pada permukaan daun, dan lebih banyak pada permukaan daun bagian bawah.
4. Tempat terjadinya gutasi.
Tempat keluarnya cairan dari dalam tumbuhan
Tempat keluarnya cairan dari dalam tumbuhan
5. Alat reproduksi vegetatif.
Daun dapat dijadikan bagian untuk memperbanyak tanaman. contoh sederhana pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Banyak juga daun dijadikan bahan untuk reproduksi vegetatif menjadi stek daun. Dengan kemajuan dalam bidang perbanyakan tanaman, Daun Acasia menjadi bahan dasar untuk membuat tanaman baru yang akan ditanam pada hutan tanaman industri.
Daun dapat dijadikan bagian untuk memperbanyak tanaman. contoh sederhana pada tanaman cocor bebek (tunas daun).
Banyak juga daun dijadikan bahan untuk reproduksi vegetatif menjadi stek daun. Dengan kemajuan dalam bidang perbanyakan tanaman, Daun Acasia menjadi bahan dasar untuk membuat tanaman baru yang akan ditanam pada hutan tanaman industri.
Anatomi dari Daun
Daun terdiri dari jaringan-jaringan
yang masing-masing mempunyai fungsi spesifik. Jaringan-jaringan tersebut adalah
:
Epidermis Jaringan ini terbagi
menjadi epidermis atas dan epidermis bawah, berfungsi melindungi jaringan yang
terdapat di bawahnya.
Jaringan Pagar atau Jaringan Tiang
dikenal juga dengan istilah jaringan palisade, merupakan jaringan yang
berfungsi sebagai tempat terjadinya proses fotosintesis.
Jaringan bunga karang Disebut juga
jaringan spons karena lebih berongga bila dibandingkan dengan jaringan
palisade, berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan.
Berkas pembuluh angkut Terdiri dari
xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis, pada tumbuhan dikotil
keduanya dipisahkan oleh kambium.
Xilem Berfungsi untuk mengangkut air
dan garam yang diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai
bahan fotosintesis).

Floem Berfungsi untuk mengangkut
hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan, termasuk daun itu
sendiri.
Stoma (jamak: stomata) berfungsi
sebagai organ respirasi. Stoma mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan
fotosintesis, mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma ibarat hidung
kita dimana stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan
hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Stoma terletak di epidermis bawah.
Selain stoma, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang
terletak pada batang.
- BUNGA
Bunga (flos) atau kembang adalah
struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau
Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ
reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk
menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau
inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam
satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk
disebut floret.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai
wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk
menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan
pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang
cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan.
Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk
memikat hewan untuk membantu penyerbukan.
A. Fungsi Bunga
Bunga merupakan modifikasi suatu
tunas (batang dan daun) yang bentuk, warna, dan susunannya disesuaikan dengan
kepentingan tumbuhan. Oleh karena itu, bunga ini berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya penyerbukan dan pembuahan yang akhirnya dapat dihasilkan
alat-alat perkembangbiakan. Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan maka pada
bunga terdapat sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan
fungsinya sebagai penghasil alat perkembangbiakan.
Pada umumnya, bunga mempunyai
sifat-sifat seperti berikut.
1) Mempunyai warna menarik.
2) Biasanya berbau harum.
3) Bentuknya bermacam-macam.
4) Biasanya mengandung madu.
2) Biasanya berbau harum.
3) Bentuknya bermacam-macam.
4) Biasanya mengandung madu.
B. Bagian-Bagian Bunga
Bunga terdiri dari bagian steril
dan fertil. Bagian steril terdiri dari ibu tangkai bunga
(pedunculus), tangkai bunga (pedicellus), dasar bunga (receptacle), daun
pelindung (brachtea), daun tangkai (brachteola), dan perhiasan bunga. Perhiasan
bunga terdiri dari daun kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Perhatikan
Gambar 1.
![]() |
Gambar 1. Bagian-bagian bunga
|
Bagian bunga fertil terdiri dari
mikrosporofil sebagai benang sari dan makrosporofil
sebagai putik (pistillum) dengan daun buah sebagai penyusunnya. Cobalah cermati
penjelasan berikut ini agar Anda lebih mengetahui bagian bagian bunga.
1) Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2) Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
3) Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain (batang).
4) Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
5) Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6) Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7) Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
9) Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif membentuk putik (pistill).
1) Tangkai induk atau ibu tangkai bunga (rachis, pedunculus, pedunculus communis) merupakan aksis perbungaan sebagai lanjutan dari batang atau cabang.
2) Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang mendukung bunga.
3) Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain (batang).
4) Daun pelindung (brachtea) merupakan daun terakhir yang di ketiaknya tumbuh bunga.
5) Daun tangkai (brachteola) merupakan daun pelindung yang letaknya di pangkal tangkai bunga.
6) Daun kelopak (sepal) merupakan daun perhiasan bunga yang paling pangkal, umumnya berwarna hijau dan berkelompok membentuk kelopak bunga (calyx).
7) Daun mahkota atau daun tajuk (petal) merupakan daun perhiasan bunga yang berwarna-warni. Daun mahkota ini berkelompok membentuk mahkota bunga (corolla).
Benang sari (stamen) adalah daun fertil yang terdiri dari kepala sari (anthera), berisi serbuk sari (polen), tangkai sari (filamen), dan pendukung kepala sari.
9) Daun buah (carpell) adalah daun fertil pendukung makrospora berupa bakal biji (ovalum) yang secara kolektif membentuk putik (pistill).
C. Struktur Jaringan Penyusun Bunga
Secara anatomi, daun mahkota dan daun kelopak mempunyai struktur yang sama
yaitu terdapat sel-sel parenkimatis. Parenkim ini juga disebut mesofil.
Parenkim ini terletak di antara epidermis atas dan bawah. Daun kelopak umumnya
mempunyai struktur sederhana. Epidermis daun kalopak pada bagian luarnya
dilapisi kutin, stomata, dan trikomata. Seperti struktur pada daun. Sel-sel
daun kelopak ini juga mengandung klorofil. Struktur daun mahkota sel-selnya
mempunyai satu atau banyak berkas pengangkut yang kecil-kecil. Daun mahkota
mempunyai epidermis berbentuk khusus, yaitu berupa tonjolan yang disebut papila
dan dilapisi kutikula.
Sementara itu, benang sari dan putik
mempunyai struktur sangat berbeda. Secara umum, benang sari terdiri atas kepala
sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel
parenkimatis yang mempunyai vakuola tanpa ruang antarsel. Pada epidermis
tangkai sari terdapat kutikula, trikomata, atau mungkin juga stomata
Kepala sari mempunyai struktur yang
kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan di bagian terdalam
terdapat lokulus (ruang sari) yang berisi butir-butir serbuk sari. Jumlah
lapisan dinding kepala sari untuk setiap jenis tumbuhan berbeda. Kepala sari
mempunyai beberapa lapisan dinding sebagai berikut.
1) Epidermis,
merupakan lapisan terluar yang terdiri dari satu lapis sel. Epidermis menjadi
memipih dan membentuk papila pada kepala sari yang masak dan berfungsi sebagai
pelindung epidermis.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
2) Endotesium, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam epidermis.
3) Lapisan tengah, merupakan lapisan yang terletak di sebelah dalam endotesium dan terdiri dari 2–3 lapis sel atau lebih tergantung jenis tumbuhannya.
4) Tapetum, merupakan dinding terdalam dari antera dan berkembang mencapai maksimum pada saat terbentuk serbuk sari tetrad.
Bagian perhiasan bunga (mahkota dan
kelopak) pada tanaman Dicotyledoneae biasanya berjumlah 2, 4, 5, atau
kelipatannya, sedangkan pada tumbuhan Monocotyledoneae berjumlah 3 atau
kelipatannya. Perhatikan Gambar 2. dan 3.
![]() |
Gambar 2. Bunga tumbuhan
Dikotil
|
![]() |
Gambar 3. Bunga tumbuhan
Monokotil
|
Bunga terbagi atas , Bunga Tunggal
dan Bunga Majemuk
Bunga tunggal sering disebut dengan
planta uniflora dan Bunga majemuk disebut dengan planta multiflora
Planta multiflora ( bunga Majemuk )
ini terbagi menjadi beberapa macam menurut sifatnya, yaitu
1. Bunga Majemuk tak Berbatas
(inflorescentia racemosa), dengan ciri jika bunga mekar, yang terlihat mekar
adalah bagian bawah atau yang dekat dengan ibu tangkainya…jika dilihat dari
atas, mekarnya bunga tampak dari samping ke tangah.
Yang ibu tangkainya tidak bercabang
lagi :
- •Tandan (racemus) pada bunga kembang merak (Caesalpinia pulcherimma)
- •Bulir (spica) pada bunga jarong
- •Untai (amentum) pada bunga sirih (Piper betle) dan lada (Piper nigrum)
- •Tongkol (spadix) pada bunga jagung betina (Zea mays)
- •Bunga Payung (umbella) pada bunga wortel (Daucus carota)
- •Bunga Cawan (corymbus) pada daun kaki kuda (Centela asiatica)
- •Bunga Bongkol (capitullum) pada bunga puteri malu (Mimosa pudica)
- •Bunga Periuk (Hypanthodium) pada bunga nangka (Artocarpus integra)
Yang ibu tangkainya bercabang dan
cabangnya bercabang lagi
- •Malai (panicula) pada bunga mangga (Mangifera indica)
- •Malai rata (corymbus ramosus) pada bunga soka
- •Bunga payung majemuk (umbella composita) pada bunga wortel (Daucus carota)
- •Bunga tongkol majemuk pada bunga kelapa (Cocos nuctifera)
- •Bulir majemuk pada bunga jagung jantan (Zea mays)
2. Bunga Majemuk Berbatas
(inflorescentia cymosa), dengan ciri jika bunga mekar, yang terlihat mekar
adalah bagian atas atau yang paling jauh dengan ibu tangkainya…jika dilihat
dari atas, mekarnya bunga tampak dari tengah ke samping.
- Anak payung menggarpu (dichasium) pada bunga melati (Jasminum sambac)
- Bunga tangga (cincinnus) pada bunga euphorbia (Euphorbia hirta)
- Bunga sekerup (bostryx) pada bunga kenari
- Bunga sabit (drepanium) pada bunga suku juncaceae
- Bunga kipas (rhipidium) pada bunga suku iridaceae
3. Bunga Majemuk Campuran
(inflorescentia mixta), bunga dengan sifat penggabungan antara bunga majemuk
berbatas dan majemuk tak berbatas. Misalnya pada bunga soka, ada bagian yang
bersifat payung majemuk dan anak payung menggarpu.
Diagram Bunga
Diagram bunga merupakan gambaran
proyeksi pada bidang datar dari semua bagian yang dipotong melintang, jadi pada
diagram itu digambarkan penampang – penampang melintang daun – daun kelopak,
tajuk bunga, benang sari, dan putik, juga bagian – bagian lain yang masih ada
selain keempat bagian utama tesebut.
Dalam membuat diagram bunga perlu
diperhatikan letak bunga pada tumbuhan (Iaxillaries atau terminalis)
dan bagian – bagian bunga (jumlah, bentuk, kedudukan) itu sendiri. Pembuatannya
sendiri dapat secara empirik (keadaan sesungguhnya) atau teoritik (keadaan
seharusnya).
Rumus Bunga
Lambang – lambang yang dipakai dalam
rumus bunga memberitahukan sifat – sifat bunga bertalian dengan simetri dan
jenis kelaminnya, huruf – huruf merupakan singkatan dari bagian – bagiannya,
sedangkan angka menyatakan jumlah masing – masing bagian bunga. Oleh suatu
rumus bunga dapat ditunjukan hal – hal sebagai berikut :
a. Kelopak (Calyx) dinyatakan
dengan huruf K
b. Mahkota atau tajuk (Corolla)
dinyatakan dengan huruf C
c. Benang sari (Androecium)
dinyatakan dengan huruf A,
d. Putik (gynaecium)
dinyatakan dengan huruf G
Jika antara kelopak bunga dan
mahkota tidak dapat dibedakan, untuk menyatakan bagian tersebut digunakan huruf
P untuk tenda bunga (Perigonium). Penulisan rumus bunga, dibelakang
huruf – huruf tersebut ditaruhkan angka -angka yang menyatakan jumlah bagian –
bagian bunga tersebut. Antara huruf dan angka dari suatu bagian bunga diberikan
tanda koma (,).
Di depan rumus bagian bunga,
hendaknya ditambah kan simetris dari bunga, biasanya diberikan dua macam tanda
simetri yaitu (*) untuk bunga bersimetri banyak dan tanda () untuk bunga
bersimetri satu. Selain lambang yang menunjukkan jenis kelamin bunga. Untuk
bunga, dipakai lambang ( ), untuk bunga jantan dipakai lambang ( ), dan bunga
betina dipakai lambang ( ). Untuk menyatakan keadaan antara daun-daun kelopak,
tajuk, dan benang sari (berlekatan atau terpisah), digunakan tanda kurung untuk
mengapit angka. Sedangkan bakal buah, dinyatakan adanya garis (di atas atau
dibawah) angka yang menunjukan jumlah putik, sesuai keduduknnya.

- Buah
Buah adalah organ pada tumbuhan
berbunga yang merupakan perkembangan lanjutan dari bakal buah (ovarium). Buah
biasanya membungkus dan melindungi biji. Aneka rupa dan bentuk buah tidak
terlepas kaitannya dengan fungsi utama buah, yakni sebagai pemencar biji
tumbuhan.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
Pengertian buah dalam lingkup pertanian (hortikultura) atau pangan adalah lebih luas daripada pengertian buah di atas. Karena buah dalam pengertian ini tidak terbatas yang terbentuk dari bakal buah, melainkan dapat pula berasal dari perkembangan organ yang lain. Karena itu, untuk membedakannya, buah yang sesuai menurut pengertian botani biasa disebut buah sejati.
I.Pembentukan buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna
dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji
(ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi
melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni
berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari
melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi
buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai
putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal
dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk
zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan
baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium (dinding buah) buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium sering mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak pada waktu masak. Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras. Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica).II . Struktur Buah.Apabila bakal buah berkembang menjadi buah, dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel – sel parenkim, jaringan pembuluh, dan lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemasakan, perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan dasar secara relative tetap homogen dan paerenkim terdiferensiasi menjadi parenkim dan jaringan sklerenkim. Perikarpium mungkin terdiferensiasi menjadi 3 bagian yangh secara morfologi berbeda yaitu eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium. Masing – masing merupaka lapisan terluar, bagian tengah dan lapisan terdalam. Kadang – kadang eksokarpium dan endokarpium merupakan epidermis luar dan dalam dinding ovarium. Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat pada perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau tipe buah. Ada 2 macam tipe perikarpium, yaitu parenkematik, pada buah berdaging dan sklerenkimatik pada buah kering.
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, terkadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.
Berdasarkan derajat kekerasan perikarpium (dinding buah) buah dibedakan ke dalam dua tipe, yaitu buah kering, dan buah berdaging. Pada buah yang berdaging, perikarpium, yang berasal dari dinding ovarium terdiferensiasi menjadi epikarpium, mesokarpium, dan endokarpium. Endokarpium biasanya keras dan mengandung sel batu. Pada buah kering perikarpium sering mempunyai jaringan sklerenkimatis. Penggolongan buah yang lain didasarkan pada tingkat kemampuan buah untuk membuka (merekah) atau tidak pada waktu masak. Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras. Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala (Myristica).II . Struktur Buah.Apabila bakal buah berkembang menjadi buah, dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium menjadi perikarpium. Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel – sel parenkim, jaringan pembuluh, dan lapisan epidermis dalam dan luar. Selama pemasakan, perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan dasar secara relative tetap homogen dan paerenkim terdiferensiasi menjadi parenkim dan jaringan sklerenkim. Perikarpium mungkin terdiferensiasi menjadi 3 bagian yangh secara morfologi berbeda yaitu eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium. Masing – masing merupaka lapisan terluar, bagian tengah dan lapisan terdalam. Kadang – kadang eksokarpium dan endokarpium merupakan epidermis luar dan dalam dinding ovarium. Dinding ovarium menyelubungi ovarium dimana biji dihasilkan. Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap jenis buah dan terdapat pada perikarpium. Struktur perikarpium menunjukkan variasi yang luas untuk setiap jenis atau tipe buah. Ada 2 macam tipe perikarpium, yaitu parenkematik, pada buah berdaging dan sklerenkimatik pada buah kering.